Selasa, 25 Desember 2012

Tipe Perempuan dalam AL Qur'an


     Dikenal sebagai makhluk lemah lembut, memiliki sejuta pesona. Pesona itu sendiri tidak hanya terpancar dari kecantikan wajah atau kemolekan tubuh semata, tetapi juga dari interaksi sosial mereka dalam masyarakat.

     Cantik itu relatif dan pesona itu inovatif, semua tergantung kepada kita, ingin menjadi seperti apa kita. Islam sendiri mengindahkan perempuan sebagai penyempuna bagi kaum laki-laki, sebagaimana laki-laki menyempurnakan perempuan, yang berarti perempuan dan laki-laki memiliki kedudukan yang sama dalam masyarakat.

 “…… dan barangsiapa yang melakukan amal yang saleh, baik laki-laki maupun perempuan sedangkan ia mukmin, maka mereka akan masuk surga,…” (QS. Al-Mu’min:40)

     Ayat Al Qur’an tersebut jelas menunjukkan tidak adanya perbedaan antara laki-laki dan perempuan sehubungan dengan pekerjaan, amalan dan tindakan. Kita juga sering mendengar istilah “dibalik laki – laki sukses, pasti ada perempuan hebat”, baik di media cetak maupun media elektronik, yang berbicara tentang biografi dan keluarga seorang pengusaha yang sukses. Beberapa orang juga beranggapan, tidak hanya kesuksesan yang dapat dimunculkan oleh seorang perempuan, tetapi juga kegagalan. Namun terlepas dari itu semua, bagaimanapun tetaplah perempuan memiliki peran penting sebagai penentu.

     Untuk itu, perlulah kita mengenal sifat perempuan lebih dekat melalui Al Qur’an, agar tidak hanya melihat perempuan melalui fisiknya saja, tetapi juga kepribadiannya. Al Qur’an sendiri mengkisahkan ada beberapa tipe perempuan yang ada di tengah masyarakat dan menggambarkannya melalui beberapa tokoh yang cukup terkenal dimasanya.

     
     Tipe yang pertama adalah Perempuan Pejuang. Siti Asyiah binti Muzahaim, Istri Fir’aun merupakan sosok yang tepat untuk menggambarkan perempuan pejuang. Fir’aun, seorang raja yang lebih menganggap dirinya Tuhan, murka saat mengetahui istrinya menyembah Allah. Asyiah disiksa tanpa belas kasihan oleh suaminya sendiri. Pernah Asyiah disiksa oleh algojo Fir’aun, kedua tangan dan kaki Asyiah diikatkan ke sebuah tonggak dan ia dibawa seperti binatang buruan dibawah sengatan sinar matahari. Kemudian tangannya dipaku dan diatas punggungnya diletakkan batu yang besar. Bayangkan betapa kejam siksaan yang dilalui Asyiah. Semua dilakukan Fir’aun agar Asyiah berhenti mnyembah Allah. Tidak hanya sekali duakali Asyiah merasakan siksaan seperti itu, tapi walaupun berada dibawah kekuasaan suaminya yang melambangkan kezaliman, Asyiah tetap teguh pada untuk tidak mengubah keyakinannya kepada Allah dan menjaga akidah dan harga dirinya. Hal ini dilakukannya karena ia lebih memilih rumah abadi di surga ketimbang istana di dunia yang fana.

Dan Allah menjadikan teladan bagi orang – orang yang beriman perempuan Fir’aun ketika ia berdoa: Tuhanku, bangunkan bagiku rumah di surga. Selamatkan aku dari Fir’aun dan perbuatannya. Selamatkan aku dari kaum yang zalim.” (QS. At-Tahrim: 11)

     Selain Asyiah, masih ada contoh perempuan pejuang seperti Khadijah binti Khuwailid, aisyah binti Abu Bakar, Nusaibah binti Ka’ab, yang mampu berjuang bersama suaminya dalam memperjuangkan agama Allah.

     Selanjutnya ada tipe Perempuan Solehah. Tipe ini diwakilkan oleh Siti Maryam atau lebih dikenal dengan nama Maryam, yang namanya diabadikan dalam salah satu surah dalam Al Qur’an. Maryam merupakan sosok wanita suci yang tidak tersentuh oleh seorang lelaki pun, dan selalu mengabdikan waktunya hanya kepada allah SWT. Ia selalu tenggelam dalam ibadahnya, berpuasa, shalat malam, dan senantiasa tunduk dan patuh kepada Allah. Karena kesalehahannya, Allah memberikan kehormatan kepada Maryam untuk menjadi ibu dari Isa AS.

Dan Maryam putra Imran, yang menjaga kesucian kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian roh (ciptaan) Kami; dan dia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan kitab-Nya; dan dia termasuk golongan orang-orang taat.” (QS. At-Tahrim:12)

Dia (Maryam) berkata: “Bagaimana mungkin aku mempunyai anak laki-laki, padahal tidak pernah ada orang (laki-laki) yang menyentuhku dan aku bukan seorang pezina!” (QS.Maryam:20)

     Selain tipe yang sangat pantas untuk tauladani, ada juga tipe yang berlawanan dari tipe-tipe sebelumnya, yakni Tipe Perempuan Penghasut.

Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasalah dia! Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang diusahakan dan kelak dia akan masuk api neraka yang bergajolak dan demikian pula istrinya, pembawa kayu bakar yang dilehernya ada tali dari sabut yang dipintal.” (QS. Al-Lahab: 1-5)

    Istri Abu lahab yang bernama Hindun diumpamakan sebagai pembawa kayu bakar (penebar fitnah) karena kemampuannya dalam menyebarkan fitnah dan gossip tentang Rasulullah SAW. Hindun dan suaminya bekerjasama dalam menghambat dakwah Islam.

     Tipe selanjutnya adalah Tipe Perempuan Penggoda. Nama Siti Zulaikha diabadikan dalam Al Qur’an sebagai sosok wanita penggoda. Zulaikha yang tergila-gila dengan ketampanan Nabi Yusuf, yang menghalalkan berbagai cara demi dapat bersanding dengan Yusuf.

Dan perempuan yang dia (Yusuf) tinggal di rumahnya menggoda dirinya. Dan dia menutup pintu-pintu, lalu berkata,”Mari mendekatlah kepadaku.” Yusuf berkata,”aku berlindung kepada itu tidak akan beruntung.” (QS. Yusuf: 23)

     Terakhir, ada Tipe Perempuan Pengkhianat. Al Qur’an memuji perempuan yang membangkang kepada suami yang zalim, dan pada saat yang sama Al Qur’an mengecam perempuan yang menetang suami yang memperjuangkan kebebaran. Diumpamakan dalam tipe perempuan pengkhianat ini adalah istri Nuh dan istri Luth, yang mengkhianati suaminya.

Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada dibawah pengawasan dua orang hamba yang saleh diantara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada suaminya (masing-masing), maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari siksa Allah; dan dikatakan  (kepada keduanya: “Masuklah kedalam jahannam bersama orang-orang yang masuk (jahannam)”.(QS. At-Tahrim:10)  


     Al Qur’an sebagai pedoman hidup umat manusia telah menunjukkan contoh perempuan yang dapat dijadikan teladan dan yang seharusnya dihindari. Sekarang bagaimana kita dapat menyikapi dan memilih tipe idaman dari tipe-tipe yang telah disampaikan tadi. Apakah kita akan menjadi perempuan sekokoh Asyiah, sesuci Maryam, atau malah memilih menjadi seperti Zulaikha, menggunjing sehebat Hindun serta berkhianat layaknya istri Nuh dan istri Luth, karena cantik terpancar tidak hanya dari wajah. Apalagi para remaja yang pastinya masih memiliki cerita panjang kedepannya, peran perempuan remaja juga terlihat peren-peran Fatimah dalam kisahnya. pada kondisi saat ini mahasiswi dan remaja jangan sampai salah arah, karena masa depan ditentukan pada jalan yang kita pilih saat ini. So girls, you’re choosing your beauty.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar