Kamis, 06 Oktober 2011

Ekonomi Konvensional Gagal Menghadapi Krisis Global

Ekonomi Konvensional

    Sistem ekonomi konvensional, sistem ekonomi yang paling banyak digunakan negara-negara, salah satunya indonesia sendiri. Ekonomi konvensional merupakan sistem ekonomi yang memberikan kebebasan sepenuhnya kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian. Sistem ekonomi konvensional menyatakan pemerintah dapat turut serta untuk memastikan kelancaran dan keberlangsungan kegiatan perekonomian yang berlangsung, tetapi bisa juga pemerintah tidak ikut campur dalam ekonomi. Dalam ekonomi konvensional, setiap warga atau masyarakat dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai dengan kemampuannya. Semuanya bebas untuk bersaing dalam bisnis untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya, serta malakukan kompetisi untuk memenangkan persaingan bebas dengan berbagai macam cara. Hal ini mengakibatkan terbentuknya sekelompok orang yang kaya dan sekelompok orang yang miskin.

Krisis Global

    Krisis Ekonomi Global adalah penurunan likuiditas keuangan di hampir seluruh negara-negara di dunia. Contoh faktor yang pernah terjadi krisis ekonomi di USA yang mau diakui maupun tidak adalah negara ADIKUASA yang punya power terbesar mempengaruhi negara-negara lainnya, krisis di AS dipicu oleh kebijakan Subprime Mortage.Krisis Ekonomi Global sangat jauh merambah dalam berbagai strata masyarakat. Dimana-mana pengangguran semakin bertambah, Income perkapita drastis menurun karena beberapa industri mulai mengurangi tenaga-kerja. Sejalan dengan hal itu investor-investor pun mulai menarik saham dalam industri-industri. Dari kejadian kejadian itu akan menjadikan peluang untuk Angka Kriminalitas akan melonjak naik Grafiknya belum lagi kasus-kasus korupsi terabaikan karena disibukkan dengan masalah yang lebih di prioritaskan sehingga dengan bebasnya para koruptor meneruskan aksinya ditiap jenjang. Berbahagialah para koruptor bisa keluar dari persembunyain untuk sementara Waktu.

Gagalnya Ekonomi Konvensional Menghadapi Krisis Global

    Ekonomi konvensional membebaskan pelaksanaan perkonomian kepada seluruh Masyarakat dan melepas perkembangan pada pasar, semua bebas menentukan nasibnya masing-masing sesuai kemampuan, bebas bersaing untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya, meski pemerintah tetap dapat ikut campur, tetap saja belum mampu menghadapi krisis global dan dapat memberi kesejahteraan. Kegagalan dapat kita lihat di saat krisis global yang melanda Amerika yang berefek kebanyak negara, dalam efek sistem pembebasan pelaksanaan perekonomian dan persaingnan untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya, dari bentuk sistem yang di terapkan maka industri-industri yang ada baik itu industri kecil maupun industri besar, industri-industri tersebut sering mengambil jalan pengurangan sumber daya manusia di dalam perusahaannya, tanpa memikirkan, dampak dari keputusan dari pengurangan tenaga kerja tersebut, disinilah akan terlihat di mana indusrti-industri kecil akan merosot karna ketidak mampuan membuat tameng agar dapat bertahan disaat krisis global menggoyahkan pondasi-pondasi industri mereka. Disaat yang bersamaan pengangguran bertambah, jumlahnya meningkat, sehinnga timbul lah kecemburuan sosial yang berujung pada kriminal dimana-mana, tampa kita sadari kesejahteraan tidak akan lagi diperoleh setiap masyarakat, sebab yang miskin bertambah miskin, yang kaya semakin kayaraya.

Ekonomi Islam

    Ekonomi Islam mempunyai tujuan untuk memberikan keselarasan bagi kehidupan di dunia. Nilai Islam bukan semata-semata hanya untuk kehidupan muslim saja, tetapi seluruh mahluk hidup di muka bumi. Esensi proses Ekomnomi Islam adalah pemenuhan kebutuhan manusia yang berlandaskan nilai-nilai Islam guna mencapai pada tujuan agama (falah). Ekonomi Islam menjadi rahmat seluruh alam, yang tidak terbatas oleh ekonomi, sosial, budaya dan politik dari bangsa. Ekonomi Islam mampu menangkap nilai fenomena masyarakat sehingga dalam perjalanannya tanpa meninggalkan sumber hukum teori ekonomi Islam, bisa berubah.
Ekonomi Islam dibangun atas dasar agama Islam, karna itu ekonomi Islam bagian yang tidak terpisahkan dari agama Islam. Ekonomi Islam akan mengikuti agama Islam dalam berbagai aspeknya. Islam adalah sistem kehidupan di mana islam memiliki aturan-aturan yang sangat lengkap untuk kehidupan manusia termasuk dalam ekonomi.

Ekonomi Islam Memberi Solusi


    Krisis Global melanda di mana-mana, tak terkecuali di negeri kita tercinta ini. Para ekonom dunia sibuk mencari sebab-sebabnya dan berusaha sekuat tenaga untuk memulihkan perekonomian di negaranya masing-masing. Krisis ekonomi telah menimbulkan banyak kerugian, meningkatnya pengangguran, meningkatnya tindak kejahatan dan sebagainya. Sistem ekonomi kapitalis dengan sistem bunganya diduga sebagai penyebab terjadinya krisis. Sistem ekonomi Islam mulai dilirik sebagai suatu pilihan alternatif, dan diharapkan mampu menjawab tantangan dunia di masa yang akan datang.

   Al-Qur'an telah memberikan beberapa contoh tegas mengenai masalah-masalah ekonomi yang menekankan bahwa ekonomi adalah salah satu bidang perhatian Islam.
"(Ingatlah) ketika Syu'aib berkata kepada mereka (penduduk Aikah): 'Mengapa kamu tidak bertaqwa?' Sesungguhnya aku adalah seorang rasul yang telah mendapatkan kepercayaan untukmu. Karena itu bertaqwalah kepada Allah dan ta'atilah aku. Aku sama sekali tidak menuntut upah darimu untuk ajakan ini, upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan Penguasa seluruh alam. Tepatilah ketika kamu menakar dan jangan sampai kamu menjadi orang-orang yang merugi. Timbanglah dengan timbangan yang tepat. Jangan kamu rugikan hak-hak orang (lain) dan janganlah berbuat jahat dan menimbulkan kerusakan di muka bumi." (Qs.26:177-183)

    Dalm ekonomi Islam sudah memiliki aturan dan teknis baku dalam pelaksanaan perekonomian jadi, tidak ada lagi pembebasan kepada setiap masyarakat dalam melakukan persaingan dalam perekonomian, apa lagi melakukan penanggulangan krisis global yg di hadapai dengan cara yang dapat merugikan atau menzhalimi orang lain, sehingga berkibat kesejahteraan tidak merata di Bumi ini. Ekonimi Islam sendiri memilki beberapa basis kebijakan ekonomi islam, di mana adanya
  1. Penghapusan riba, yang memiliki arti tambahan, pertumbuhan, kenaikan, membengkak dan bertambah, namun pengertian riba secara teknis pengambilan tambahan dari harga pokok atau modal secara bhatil (tidak adil) baik dalam utang piutang maupun jual beli.
  2. Pelembagaan zakat, zakat sendiri adalah sedekah yang diwajibkan atas harta seorang muslim yang telah memenuhi syarat. Zakat pada dasaranya merupakan sebuah sistem yang berfungsi untuk menjamin distribusi pendapatan dan kekayaan masyarakat secara lebih baik. Zakat menjadi sebuah sistem yang menjaga keseimbangan dan harmoni sosial antara kelompok kaya dan miskin.
  3. Pelarangan gharar, gharar adalah resiko atau ketidak pastian, sebab ketidak pastian ini membawa kearah seperti perjudian. Dalam praktik gharar terjadi ketika satu pihak mendaapat keuntungan, sedangkan pihak kedua dan yang lain mendapatkan kerugian.
  • Dalam Islam juga sudah mengatur bahwa emas dan perak adalah mata uang, dimana engeluarkan kertas substitusi harus dicover dengan emas dan perak, dengan nilai yang sama dan dapat ditukar, saat ada permintaan, Dengan begitu, uang kertas negara manapun tidak akan bisa didominasi oleh uang negara lain. Sebaliknya, uang tersebut mempunyai nilai intrinsik yang tetap, dan tidak berubah.
  • Denga penghapusan dan pelarangan riba maka harus adanya penggantian antara sistem Bank Ribawi menjadi sistem Bank Islam, karna inti dari kapitalisme adalah riba dan judi, dua perkara yang dilarang dalam islam.
  • Sistem ekonomi Islam melarang penjualan komoditi sebelum dikuasai oleh penjualnya, sehingga haram hukumnya menjual barang yang tidak menjadi milik seseorang. Haram memindahtangankan kertas berharga, obligasi dan saham yang dihasilkan dari akad-akad yang batil. Karna dari itu Bursaha saham sendiri di haramkan dalam Islam, agar tidak ada lagi penipuan-penipuan yang mengurang kesejahteraan dan menambah kemiskinan.
(Krisna Savindo HmI FE USU)

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar