HMI berdiri di yogyakarta 14 rabiul awal 1366 H bertepatan dengan tanggal 5 februari 1947 M di salah satu ruangan kuliah STI (Sekolah Tinggi Islam) dengan tokoh utama pendiri adalah Ayahanda Lafran Pane. Sebenarnya pemikiran pendirian HMI itu sudah ada sejak tahun 1946, sebagai organisasi mahasiswa yang berorientasi keagamaan, walaupun saat itu sudah ada PMY (Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta), tetapi PMY lebih mengarah kearah komunisme dan sekuler.
Pada tahun 1947 setelah HMI berdiri, PMY
melakukan reaksi negatif kepada HMI karena perbedaan ideologi (saat itu PMY
berideologi komunis). PMY menuduh HMI sebagai pemecah suara mahasiswa, dan
banyak organisasi lain yang juga menentang berdirinya HMI seperti, GPII
(Gerakan Pemuda Islam Indonesia) dan PII (Pelajar Islam Indonesia). Dalam fase
ini HMI mencoba memperkenalkan diri dengan pendekatan melalui acara yang
keislaman sampai kongres HMI I pada tanggal 30 November 1947.
Pada Tahun 1948 HMI memasuki fase angkat
senjata, karena agresi militer belanda II. Pada waktu itu anggota anggota HMI
turut membantu TNI (dulu ABRI) melawan belanda yang kembali ingin menjajah
tanah air.
Pada Tahun 1950 sampai 1963 HMI mulai
memasuki fase konsolidasi. HMI mulai merekrut kader-kader, pendirian cabang-cabang
baru (cabang Medan didirikan tahun 1952). Pada tahun 1951 PB HMI di pindahkan
dari Yogyakarta ke Jakarta.
Pada Tahun 1964 sampau 1965 HMI mendapat
tantangan dari PKI. HMI di paksa bubar karna dianggap sebagai penghalang
pemasukan ideologi komunis ke indonesia. Untuk membubarkan HMI dibentuklah
Panitia Aksi Pembubaran HMI di Jakarta, Maret 1965 yang terdiri dari: Ketua :
GMNI, Wakil-wakil Ketua : IPPI, GERMINDO, GMD, MMI, Sekretaris : CGMI,
wakil-wakil Sekretaris : PERHIMI, GMRI, GSMI, Anggota : Pemuda Marhaenis,
Pemuda Rakyat, Pemuda Indonesia, PPI dan APPI. Begitu banyak organisasi yang
bergabung untuk membubarkan HMI. HMI kembali membantu TNI untuk menumpas PKI
yang pada saat itu juga sedang mengganyang HMI, sampai pada tanggal 30
september 1965.
Pada Tahun 1966 HMI sebagai pelopor orde
baru. Sekjen HMI pada saat itu Mar’ie membentuk KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa
Indonesia). KAMI dan KAPPI (Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia)
mengumandangkan tritura (3 tunturan rakyat) “Bubarkan PKI, Retooling kabinet,
turunkan harga”. Pada 12 maret 1966 PKI bubar.
Pada tahun 1969 sampai 1997 HMI
memasukin fase pembangunan. HMI banyak menjadikan kader kader besar seperti Cak
Nur, Akbar Tanjung, wakil presiden
Jusuf Kalla dan lain lain. Kader-kader HMI tersebar di berbagai aspek, seperti di
pemerintahan, institusi pendidikan, social-masyarakat,
dan lain-lain yang semua nya Insya Allah masi tetap istiqomah sebagai kader
pencipta dan pengabdi dan tetap memiliki tekad
bersama rakyat membangun negeri.
Dimasa reformasi saat ini, peran HMI adalah mengawal
jalan nya reformasi yang pada akhir tahun ‘90an diperjuangkan bersama-sama
dengan ribuan rakyat dan mahasiswa Indonesia. Kebebasan berpendapat dan
keadilan hukum yang menjadi tuntutan utama harus di isi dengan terus berkarya
melahirkan pemikiran dan gagasan-gagasan baru yang berguna bagi kemajuan
bangsa. Terus mengawal dan mengkritisi kebijakan pemerintah yang bertentangan
dengan kemaslahatan ummat yang merupakan cermin keberpihakan pada kebenaran.
Nauval Azizi
Manajemen 2014
Dept. PTKP HMI Komisariat FE
USU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar