Dikenal sebagai makhluk lemah lembut, memiliki sejuta pesona. Pesona itu sendiri tidak hanya terpancar dari kecantikan wajah atau kemolekan tubuh semata, tetapi juga dari interaksi sosial mereka dalam masyarakat.
Cantik
itu relatif dan pesona itu inovatif, semua tergantung kepada kita, ingin
menjadi seperti apa kita. Islam sendiri mengindahkan perempuan sebagai
penyempuna bagi kaum laki-laki, sebagaimana laki-laki menyempurnakan perempuan,
yang berarti perempuan dan laki-laki memiliki kedudukan yang sama dalam
masyarakat.
“…… dan
barangsiapa yang melakukan amal yang saleh, baik laki-laki maupun perempuan
sedangkan ia mukmin, maka mereka akan masuk surga,…” (QS. Al-Mu’min:40)
Ayat
Al Qur’an tersebut jelas menunjukkan tidak adanya perbedaan antara laki-laki
dan perempuan sehubungan dengan pekerjaan, amalan dan tindakan. Kita juga sering
mendengar istilah “dibalik laki – laki sukses, pasti ada perempuan hebat”, baik
di media cetak maupun media elektronik, yang berbicara tentang biografi dan
keluarga seorang pengusaha yang sukses. Beberapa orang juga beranggapan, tidak
hanya kesuksesan yang dapat dimunculkan oleh seorang perempuan, tetapi juga
kegagalan. Namun terlepas dari itu semua, bagaimanapun tetaplah perempuan memiliki
peran penting sebagai penentu.
Untuk
itu, perlulah kita mengenal sifat perempuan lebih dekat melalui Al Qur’an, agar
tidak hanya melihat perempuan melalui fisiknya saja, tetapi juga kepribadiannya.
Al Qur’an sendiri mengkisahkan ada beberapa tipe perempuan yang ada di tengah
masyarakat dan menggambarkannya melalui beberapa tokoh yang cukup terkenal
dimasanya.
Tipe yang pertama adalah Perempuan Pejuang. Siti Asyiah binti Muzahaim, Istri Fir’aun merupakan sosok yang tepat untuk menggambarkan perempuan pejuang. Fir’aun, seorang raja yang lebih menganggap dirinya Tuhan, murka saat mengetahui istrinya menyembah Allah. Asyiah disiksa tanpa belas kasihan oleh suaminya sendiri. Pernah Asyiah disiksa oleh algojo Fir’aun, kedua tangan dan kaki Asyiah diikatkan ke sebuah tonggak dan ia dibawa seperti binatang buruan dibawah sengatan sinar matahari. Kemudian tangannya dipaku dan diatas punggungnya diletakkan batu yang besar. Bayangkan betapa kejam siksaan yang dilalui Asyiah. Semua dilakukan Fir’aun agar Asyiah berhenti mnyembah Allah. Tidak hanya sekali duakali Asyiah merasakan siksaan seperti itu, tapi walaupun berada dibawah kekuasaan suaminya yang melambangkan kezaliman, Asyiah tetap teguh pada untuk tidak mengubah keyakinannya kepada Allah dan menjaga akidah dan harga dirinya. Hal ini dilakukannya karena ia lebih memilih rumah abadi di surga ketimbang istana di dunia yang fana.
“Dan Allah menjadikan teladan bagi orang –
orang yang beriman perempuan Fir’aun ketika ia berdoa: Tuhanku, bangunkan
bagiku rumah di surga. Selamatkan aku dari Fir’aun dan perbuatannya. Selamatkan
aku dari kaum yang zalim.” (QS. At-Tahrim: 11)
Selain
Asyiah, masih ada contoh perempuan pejuang seperti Khadijah binti Khuwailid,
aisyah binti Abu Bakar, Nusaibah binti Ka’ab, yang mampu berjuang bersama
suaminya dalam memperjuangkan agama Allah.
Selanjutnya
ada tipe Perempuan Solehah. Tipe ini
diwakilkan oleh Siti Maryam atau lebih dikenal dengan nama Maryam, yang namanya
diabadikan dalam salah satu surah dalam Al Qur’an. Maryam merupakan sosok
wanita suci yang tidak tersentuh oleh seorang lelaki pun, dan selalu mengabdikan
waktunya hanya kepada allah SWT. Ia selalu tenggelam dalam ibadahnya, berpuasa,
shalat malam, dan senantiasa tunduk dan patuh kepada Allah. Karena
kesalehahannya, Allah memberikan kehormatan kepada Maryam untuk menjadi ibu
dari Isa AS.
“Dan Maryam putra Imran, yang menjaga
kesucian kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian roh
(ciptaan) Kami; dan dia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan kitab-Nya; dan
dia termasuk golongan orang-orang taat.” (QS. At-Tahrim:12)
“Dia (Maryam) berkata: “Bagaimana mungkin aku
mempunyai anak laki-laki, padahal tidak pernah ada orang (laki-laki) yang
menyentuhku dan aku bukan seorang pezina!” (QS.Maryam:20)
Selain
tipe yang sangat pantas untuk tauladani, ada juga tipe yang berlawanan dari
tipe-tipe sebelumnya, yakni Tipe Perempuan
Penghasut.
“Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan
benar-benar binasalah dia! Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang
diusahakan dan kelak dia akan masuk api neraka yang bergajolak dan demikian
pula istrinya, pembawa kayu bakar yang dilehernya ada tali dari sabut yang
dipintal.” (QS. Al-Lahab: 1-5)
Istri
Abu lahab yang bernama Hindun diumpamakan sebagai pembawa kayu bakar (penebar
fitnah) karena kemampuannya dalam menyebarkan fitnah dan gossip tentang
Rasulullah SAW. Hindun dan suaminya bekerjasama dalam menghambat dakwah Islam.
Tipe
selanjutnya adalah Tipe Perempuan Penggoda.
Nama Siti Zulaikha diabadikan dalam Al Qur’an sebagai sosok wanita penggoda.
Zulaikha yang tergila-gila dengan ketampanan Nabi Yusuf, yang menghalalkan
berbagai cara demi dapat bersanding dengan Yusuf.
“Dan perempuan yang dia (Yusuf) tinggal di
rumahnya menggoda dirinya. Dan dia menutup pintu-pintu, lalu berkata,”Mari mendekatlah
kepadaku.” Yusuf berkata,”aku berlindung kepada itu tidak akan beruntung.”
(QS. Yusuf: 23)
Terakhir,
ada Tipe Perempuan Pengkhianat. Al
Qur’an memuji perempuan yang membangkang kepada suami yang zalim, dan pada saat
yang sama Al Qur’an mengecam perempuan yang menetang suami yang memperjuangkan
kebebaran. Diumpamakan dalam tipe perempuan pengkhianat ini adalah istri Nuh
dan istri Luth, yang mengkhianati suaminya.
“Allah membuat
isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya
berada dibawah pengawasan dua orang hamba yang saleh diantara hamba-hamba Kami;
lalu kedua isteri itu berkhianat kepada suaminya (masing-masing), maka suaminya
itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari siksa Allah; dan dikatakan (kepada keduanya: “Masuklah kedalam jahannam
bersama orang-orang yang masuk (jahannam)”.(QS.
At-Tahrim:10)
Al
Qur’an sebagai pedoman hidup umat manusia telah menunjukkan contoh perempuan
yang dapat dijadikan teladan dan yang seharusnya dihindari. Sekarang bagaimana kita dapat menyikapi dan memilih tipe idaman dari tipe-tipe yang telah disampaikan tadi. Apakah kita akan menjadi perempuan sekokoh Asyiah, sesuci
Maryam, atau malah memilih menjadi seperti Zulaikha, menggunjing sehebat Hindun
serta berkhianat layaknya istri Nuh dan istri Luth, karena cantik terpancar
tidak hanya dari wajah. Apalagi para remaja yang pastinya masih memiliki cerita
panjang kedepannya, peran perempuan remaja juga terlihat peren-peran Fatimah dalam kisahnya. pada kondisi saat ini mahasiswi dan remaja jangan sampai salah arah, karena masa depan ditentukan pada jalan yang kita pilih saat ini. So girls, you’re choosing your beauty.
Oleh : Triana Rizia ( http://www.facebook.com/ritzyea?ref=ts&fref=ts )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar